Fai GTR

Jumat, 26 April 2013

Preparation Day (Menuju puncak Mahameru)



Selasa, 28 Agustus 2012
Terlihat jam di tangan menunjukkan pukul 12.15 ketika kaki berpijak di pintu depan kontrakan. Lelah sudah menggelayut dipundak sama seperti motor yang membawaku dari Kediri hingga sampai di Surabaya. Hari ini, hari dimana aku bersiap menuju gunung tertinggi di pulau Jawa, Semeru. Setelah ku pastikan aku tidak datang untuk panggilan tes kerja di Jakarta yang notabene perusahaan BUMN yang gede (27 Agustus 2012) karena telah lama kurencanakan untuk hiking ke Semeru. Keinginan yang terpendam selama 7 tahun yang ingin segera diwujudkan sejak masuk di pecinta alam SMA (Wanagapa) meskipun belum kesampaian waktu itu karena orangtua yang tidak mendukung untuk ikut pecinta alam. Mungkin karena ketakutan orangtua yang sering melihat berita tentang pendaki yang mati atau hilang entah kemana saat mendaki gunung. Tapi saat ini ijin dari orangtuaku untuk mendaki begitu mudah didapat. Orangtuaku sudah yakin dan percaya bahwa aku bisa menjaga diri. Aku berfikir ini kesempatanku mendaki sebelum kerja.

Kontrakan Rumah Muslim ITS Surabaya
Pukul 15.00 temanku (Ilham Arwani) bertanya, “Koen wes persiapan tha? Mari iki awak e dewe budal.” (Kamu sudah persiapan? Habis ini kita berangkat). Aku terbengong dan mulai bingung kenapa hari ini? Bukannya kita berangkat ke Semeru besok mas bro? “Besok itu kita ke pos pendakiannya, sekarang kita berangkat ke Malang dulu dan nginep dulu di tempat e temenku sekalian nge-cek perlengkapan kita.” Ow begitu tha, ok lah, kataku. Akhirnya setelah berkemas, kami berangkat menuju Malang jam 19.00 bersama teman yang sudah menunggu lama dengan wajah yang lesu karena kelamaan nunggu (Mas Bashori, Mas Qaqa "Ipul", Erlan).  


Sepenggal.............

  "Bagai serpih-serpih pasir dipantai tersapu gelombang pasang" (Padi)

Hidup ini adalah serpihan-serpihan kisah yang terangkai. Terangkai indah dan sempurna, meski tak sesempurna yang diinginkan. Tapi menyelami apa yang terjadi membawa hidup lebih bermakna. Makna yang dicari dari sebuah hidup yang singkat.

"Sahabat dengarkanlah repihan isi hatiku, aku ingin engkau tahu berartinya kau bagiku" (Padi)

Hidup bermakna dengan kau disini. Menemani setiap langkah jejak menapaki kehidupan. Apa yang kita cari dari sebuah kebersamaan, kebersamaan ini kawan. Saat kau butuh tubuh untuk memapah setiap perjalanan, begitu juga aku. Demi sebuah tujuan yang kita janjikan. Percayalah bahwa apa yang kita pilih, lakukan, jalani adalah yang terbaik yang akan membawa perubahan pada hidup kita.