Fai GTR

Jumat, 03 Mei 2013

The Journey Day (Menuju Puncak Mahameru)

Rabu, 29 Agustus 2012
Meskipun melewati terjalnya jalan dengan iringan jurang di kanan dan kiri, mobil jeep tetap gagah menapak menuju Ranu Pane. Saat itu kalo ga salah pukul 12.00 kita sudah sampai di Ranu Pane. Yah Ranu Pane, sebuah desa di kaki gunung Semeru yang merupakan pos awal berkumpulnya para pendaki sebelum pendakian dimulai maupun sesudah pulang dari mendaki. Di pos inilah para pendaki harus lapor dan minta ijin untuk mendaki gunung Semeru. Tak lupa fotokopi KTP dan surat keterangan sehat kami lampirkan untuk ijin ini. Memang tak semua dari kami mendatangi pos, hanya Mas Qaqa “Ipul” dan Mas Bash yang mengurusi perijinan karena merekalah yang paling berpengalaman untuk ini.
Di depan pos ijin Ranu Pane

Pukul 13.00 kami bersiap untuk berjalan menapaki jalan setapak menyusuri hutan di gunung Semeru setelah kami sempatkan untuk sholat dhuhur dengan dinginnya air Ranu Pane. Tak lupa kami panjatkan doa agar perjalanan kami ini aman dan menyenangkan. Saat itu kabut cukup tebal menemani awal perjalanan kami dengan sedikit gerimis yang jatuh. Suasana ini membuat perjalanan menyenangkan dan seru karena suasana pegunungan sudah begitu terasa. Kami sempatkan berfoto di depan pintu masuk pendakian gunung Semeru didepan gapura TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru). Mas Qaqa “Ipul” bertindak sebagai komandan kami didepan dan Mas Bash sebagai sweeper dibelakang dari rombongan kami. Ini antisipasi kami agar tidak ada yang tersesat mengingat Mas Qaqa “Ipul” dan Mas Bash pernah beberapa kali mendaki Semeru.
Gapura Pendakian Semeru
Perjalanan yang panjang kami lalui dengan bercerita dan bernyanyi Mahameru-nya Dewa19. Lelah memang, tapi kelelahan ini tak begitu terasa karena apabila ada yang lelah dari kami, kami akan berhenti sejenak untuk meneguk beberapa teguk air yang kami bawa sembari melihat indahnya pemandangan sekitar dengan kera dan burungnya. Sepanjang perjalanan kami saling sapa dengan pendaki lain serasa kami sangat dekat satu dengan lainnya meskipun kami tidak saling kenal. Pos 1 hingga pos 4 kami lalui dengan perjuangan yang cukup keras dan melelahkan. Begitu juga persediaan air yang sudah sangat sedikit membuat kami harus berhemat sebelum menemukan air yang cukup. Tak disangka ternyata didepan mata terlihat telaga besar dengan air yang melimpah ruah. Yah itulah Ranu Kumbolo. Telaga yang terlihat begitu indah dari pos 4 dan serasa kami menemukan surga karena disitulah rasa haus kami akan hilang. Dari pos 4 juga terlihat tenda-tenda bertebaran di pinggir Ranu Kumbolo yang tak lain adalah tenda para pendaki lain. Ranu Kumbolo memang tempat yang tepat untuk bermalam karena disitulah kita dapat merasakan kesunyian malam dengan bintang-bintangnya dan melihat keindahan sunrise diantara dua bukit yang elok.
Sejenak melepas lelah
Pukul 18.30 beberapa dari kami (aku, Rila, Dhani) baru sampai di Ranu Kumbolo. Dua orang dari rombongan kami (Zaki & Dinda “Gembuk”) telah sampai dulu dan mendirikan tenda karena memang hari sudah gelap. Kami rebus mie dan sedikit air untuk mengganjal perut sembari menghangatkan badan. Dinginnya udara sekitar memang begitu terasa dibanding saat perjalanan dari pos 1 ke Ranu Kumbolo karena tubuh memang tak begitu banyak gerak. Sejam kemudian semua rombongan kami telah berkumpul dan telah terbagi dalam 4 tenda (2 tenda cewek dan 2 tenda cowok). Tenda yang saling berhadapan dengan api unggun di tengah membuat suasana begitu akrab. Terlihat beberapa cewek memasak mie dan merebus air untuk membuat kopi dengan kompor. Malam pertama kami di Ranu Kumbolo begitu indah dan akrab ditemani indahnya bintang yang bertabur diatas langit sana. Kami habiskan malam yang akrab itu hingga waktu yang cukup malam hingga akhirnya kami tertidur pulas dengan segala keletihan dan kelelahan seharian membawa tas carrier yang cukup berat.

Kamis, 30 Agustus 2012
Selamat datang pagi yang indah. Kabut diatas Ranu Kumbolo menyambut pagi kami sebagai pertanda dinginnya air didalamnya. Dingin begitu terasa dari tadi malam hingga pagi ini. Kulihat disekeliling tenda kami air embun telah berubah menjadi bunga es diatas rumput dan alat masak kami. Kami baru sadar ternyata tadi malam suhu mencapai 7OC. Dinginnya air Ranu Kumbolo menjadi pembasuh muka pertama dipagi ini untuk sholat Subuh. Dan pagi ini kami bersama-sama memasak untuk sarapan kami. Semua makanan terlihat enak dan menggairahkan kala berada di gunung seperti ini.
Sunrise di Ranu Kumbolo

The Team dengan backgound Tanjakan Cinta
Membelah lavender Oro-Oro Ombo

Pukul 10.00 kami telah berkemas dan melanjutkan pendakian. Didepan terlihat jelas Tanjakan Cinta yang begitu curam dan menantang. Disambut Oro-Oro Ombo setelahnya. Oro-oro Ombo akan terlihat begitu indah saat tanaman lavender menampakkan bunganya. Sayang saat itu tanaman itu sedang kering-keringnya. Jalanan setapak berpasir membelah tanaman lavender kami lalui untuk mencapai Cemoro Kandang. Terlihat dari namanya Cemoro Kandang adalah hutan yang sebagian besar terdiri dari pohon cemara. Di Cemoro Kandang banyak kami temui murbei hutan tumbuh liar dan menjadi cemilan bagi kami sepanjang perjalanan. Manis dan sedikit asam tapi segar yang kami rasakan pada murbei hutan ini.
Mahameru dari Kalimati
Ternyata waktu sudah menunjukkan jam 15.00 ketika kami menginjakkan kaki di pos Kalimati. Pos ini memang pos terakhir yang diijinkan oleh pihak TNBTS. Di pos inilah sebagian besar pendaki mendirikan tenda sebelum paginya mereka akan melakukan summit menuju Mahameru. Tapi bagi kami, Arcopodo merupakan tempat yang tepat untuk bermalam sebelum summit dini harinya. Arcopodo terletak di atas Kalimati dan merupakan tempat bermalam terdekat sebelum summit ke Mahameru. Pukul 19.00 kami telah sampai di Arcopodo dengan tenda yang telah berdiri. Kami memasak bersama dan menikmati makan malam dan segera bergegas tidur karena dini hari nanti kami akan summit menuju puncak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar