Fai GTR

Jumat, 06 Desember 2013

Hiduplah Tanpa Keapatisan



Kehidupan yang indah ada karena rasa syukur kita. Gimana kita menjalani hidup ini, memaknai hidup ini, dan memandang hidup ini. Kita memang sangat mungkin bisa menjadi apa yang kita inginkan, tapi untuk menjadi bagian dari hidup orang lain tanpa keapatisan itu sangat perlu. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, berbagi ilmu dengan orang lain, bercerita, tertawa, bahkan bersedih. Pada prinsipnya, kebahagian kita akan bertambah saat orang di sekitar kita juga merasa bahagia dekat dengan kita.
Terkadang waktu libur lebih bermakna dengan aktifitas yang bermanfaat. Meskipun tak dapat dipungkiri rasa capek setelah 5 hari bekerja sangatlah terasa dan terkadang meluluhkan hati kita untuk tetap stay di atas kasur. Hehe..

Terkadang kita mencoba untuk keluar dari rutinitas dengan berkumpul dengan banyak orang, hanya sekedar untuk bercerita atau berbagi. Yah, terkadang berbagi tidak harus dengan uang tapi bisa juga dengan ilmu serta pemikiran. Mencoba berbagi ilmu dengan adik-adik sekolah dasar terkadang juga menyenangkan. Tingkah laku dan polah mereka membawaku seolah-olah kembali ke jaman itu, jaman masih sekolah dasar dulu. 
Pertemuan pertama


Keceriaan untuk masa depan


Pernah saat itu aku dengan teman-temanku berbagi ilmu di SDN 10 Sangatta Selatan. Lumayan banyak dari teman-teman yang bersedia meluangkan waktu libur untuk berbagi dengan adik-adik SD ini. Ada alumni dari ITS,ITB, Brawijaya, Unair, Unsri, dll. Kemarin aku kebagian ngajarin anak kelas 6. Aku bersama 2 temanku lain ngajarin Matematika. Kami mengajari dengan singkat agar mudah dicerna, akan tetapi ada beberapa murid yang memang kesulitan. Salah satu dari mereka saya ajak keluar kelas dan coba saya terangkan sendiri biar bisa.
Aku: Adik di rumah sama siapa?
Adik: Ibu
Aku: Ow.. Ibunya kerja ya?
Adik: Iya
Aku: Kalo bapak kerja juga dek?
Adik: (bingung g bisa jawab)
Rizal favoritnya anak-anak
 Aku berhenti sejenak dan terdiam. Teringat kata temanku bahwa banyak anak di daerah ini yang tidak punya bapak. Akhirnya aku alihkan pembicaraan ke topik lain. Yah aku sadar, daerah dekat SD ini terkenal dengan area lokalisaasi. Mungkin anak tadi satu dari sekian anak yang lahir tanpa seorang bapak. Mereka mungkin tak ingin lahir dengan kondisi seperti itu, tapi takdir membawa mereka terlahir di situ, di tempat itu.

Bersyukurlah bahwa kita masih diberi hidup, diberi keluarga, diberi teman. Syukurilah apa yang ada pada diri kita saat ini, karena masih banyak orang yang kurang beruntung seperti kita.
Jangan pernah ada dan tidak adanya kita tidak ada artinya apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar